Senin, 18 Mei 2009

Siklus Hidup Pengembangan Sistem

1. Pendokumentasian Sistem
Unsur paling penting dalam perancangan sebuah sistem adalah mengenai kemudahan sistem analis untuk mengkomunikasikan gagasan mengenai rancangan sistem yang dibuatnya. Bagaimana pun, seorang sistem analis bukanlah satu-satunya yang menentukan, apakah sebuah sistem bisa diterima dan dilaksanakan oleh usernya. Untuk itu harus ada suatu media untuk melakukan diskusi, apakah desain yang dibuat sistem analis tadi bisa diterima oleh user.
Cara melakukan komunikasi adalah dengan membuat suatu diagram, yang menggambarkan secara visual, mengenai bagaimana sistem komputerisasi nantinya akan bekerja. Diagram tersebut akan menggambarkan rangkaian dan urutan proses yang akan berlangsung, dimulai dari data-data awal, hingga ke proses akhir penerbitan informasi, serta pengarsipannya. Diagram tersebut menggunakan simbol-simbol sistem yang sudah baku, seperti yang tertera dalam contoh simbol berikut:

Gambar 1. Simbol dasar pendokumentasian sistem
1. Terminal. Simbol ini menyatakan awal dan akhir sebuah rangkaian perjalanan sebuah sistem. Untuk awal sistem, maka dari simbol ini akan keluar sebuah garis, yang menunjukkan arah proses berikutnya.
2. Processing. Simbol ini menyatakan adanya sebuah kegiatan pengolahan data pada langkah tersebut. Simbol ini akan menerima masukan dari simbol lainnya, dan akan mengeluarkan hasil proses, untuk dilanjutkan pada langkah berikutnya.
3. Document (Report). Simbol ini bisa diartikan sebagai sebuah dokumen data masukan, atau sebuah laporan yang dihasilkan oleh suatu proses tertentu. Jika simbol dokumen masukan, maka akan ada simbol arah yang keluar darinya. Jika simbol laporan hasil keluaran, maka akan ada simbol arah yang mengarah pada simbol tersebut.
4. Decision (condition, branching). Pada simbol ini diartikan akan adanya suatu alternatif proses. Hanya akan ada sebuah simbol arah yang masuk ke simbol ini, dan dipastikan akan ada lebih dari satu simbol arah yang keluar dari simbol decision ini, untuk menggambarkan adanya beberapa alternatif proses yang akan terjadi sesudah simbol decision ini.
5. Predefined Process (preparation). Merupakan simbol yang menandakan akan adanya suatu pemberian nilai tertentu pada suatu kondisi, sebelum langkah proses dilanjutkan. Ini merupakan proses inisialisasi, untuk menetapkan persamaan persepsi tertentu atas suatu kondisi data, yang akan dipakai sebagai referensi bagi kelanjutan langkah berikutnya.
6. Input/Output. Simbol ini digunakan untuk adanya proses pembacaan data file input, atau melakukan penulisan pada file keluaran (output).
7. Clerical Operation. Simbol ini digunakan untuk menjelaskan adanya proses manual yang terjadi dalam rangkaian proses tersebut. Misalnya, tentang adanya pemeriksaan secara fisik oleh petugas atas suatu hasil laporan tertentu, sebelum dilanjutkan ke langkah proses berikutnya.
8. Punched Card. Punched card adalah media penyimpan data berbentuk kartu, terbuat dari kertas tebal, dengan perekaman data yang akan membentuk lubang-lubang. Punched card sudah jarang digunakan di mesin-mesin komputer modern saat ini. Meski demikian, di sejumlah instalasi yang menggunakan komputer-komputer generasi lama, media ini masih lazim dipakai. Punched card mulai diperkenalkan oleh DR Herman Hollerith pada tahun 1870, dan masih digunakan sampai sekarang.
9. Direct Access Device. Dipakai untuk menandakan adanya media direct access (hard disk) yang digunakan untuk pengoperasian file pada tahap tersebut.
10. Online Keyboard. Simbol ini digunakan untuk menyatakan adanya intervensoi proses yang harus diberikan oleh operator, pada saat berlangsungnya suatu rangkaian proses di komputer.
11. Display. Menandakan digunakannya media layar (monitor, display) untuk menyajikan suatu informasi tertentu.
12. Perforated Tape. Salah satu media penyimpan data. Secara fisik berbentuk seperti pita, terbuat dari kertas. Cara perekaman data seperti pada punched-card, yaitu berlubang.
13. Magnetic Tape. Merupakan media penyimpan data magnetik, berbentuk pita. Mampu menyimpan data dalam jumlah besar, namun tidak dapat digunakan untuk proses secara direct access, seperti pada hard disk, atau disket. Pada era komputer modern dewasa ini, magnetic tape lebih banyak dipakai untuk media pengarsipan (back-up) saja.
14. Off-page Connector. Simbol yang menandakan adanya suatu hubungan rangkaian langkah proses, yang harus berlanjut di halaman lain. Sebuah diagram sistem yang besar acapkali tak bisa dimuatkan secara sekaligus dalam sebuah lembar kertas. Jika lanjutan suatu langkah terpaksa harus dilanjutkan di lembar lain, maka perlu menggunakan simbol ini. Misalnya, di halaman 1 ada diperlukan adanya simbol tersebut, maka pada penulisan simbol ini harus diberikan suatu tanda tertentu pada bidang yang ada di tengahnya. Misalnya, huruf ‘A’. Nanti, di halaman lain sebagai penyambungnya, juga ada simbol serupa, dengan kode ‘A’ yang sama pula. Kodeyang sama ini untuk emmbantu pembaca diagram ini untuk mengetahui kelanjutan langkah proses yang terpaksa harus keluar dari halaman 1 tadi.
15. Connector. Serupa dengan Off-Page Connector, yang gunanya adalah untuk menyambung suatu rangkaian langkah proses. Tetapi simbol ini dipakai hanya untuk sambungan yang ada di halaman yang sama. Cara penggunaannya sama, yaitu dengan membubuhkan suatu tanda tertentu yang sama, baik pada saat hubungan tadi terputus, atau di sambungannya. Simbol ini dipakai agar penggambaran flowchart di lembar tersebut tidak ruwet, karena adanya garis-garis yang saling menyilang di antara garis yang lain.
16. Keying Operation. Simbol ini digunakan untuk menandakan adanya pekerjaan perekaman data. Seperti data-entry operation.
17. Off-Line Storage. Digunakan untuk menandakan adanya media penyimpan data yang harus disimpan dalam arsip.
Pendikumentasian
• Bagan Arus (Flow Chart) :
Merupakan alat yang digunakan untuk:
o dokumentasi sistem yang sudah ada.
o Mendesain sistem baru
o Memberi petunjuk bagi programer yang akan membuat dan memperbaharui program komputer
Bagan arus terdiri dari dua macam yaitu:
o Dokumen flowchart
o Sistem / proses flowchart
• Bagan Arus Dokumen
Bagan yang digunakan untuk menganalisa distribusi dokumen (kadang sumber daya fisik lain) diantara unit organisasi dalam suatu sistem (document oriented)
Langkah-langkah dalam penyusunan Dokumen Flowchart:
o Mengidentifikasi departemen-departemen yang ikut ambil bagian dalam suatu sistem.
o Mengidentifikasi dokumen sumber yang akan digunakan.
o Menggambarkan bagaimana dokumen-dokumen di buat, diproses dan digunakan.
o Menambahkan catatan yang akan memberikan keterangan mengenai suatu simbol atau kegiatan.
• Bagan Arus Sistem
Bagan yang menyediakan gambaran yang lebih lengkap mengenai langkah-langkah proses dalam suatu sistem (Process oriented).
Sistem flowchart terdiri dari dari beberapa tingkatan :
o High-level System Flowchart, sistem flowchart yang penggambarannya sangat umum dan memberikan gambaran sekilas mengenai sistem.
o Intermediate-level System Flowchart, penggambarannya suatu proses yang lebih detail
o Low-level System Flowchart, menggambarkan secara khusus aplikasi-aplikasi atau kegiatan-kegiatan dari suatu proses.

• Bagan Arus Program
Bagan yang mengambarkan rangkaian atau urutan dari operasi logis yang dikerjakan komputer dalam menjalankan suatu program
Meskipun tidak ada aturan khusus mengenai pembuatan flowchart, tapi terdapat beberapa panduan yang dapat diikuti dalam pembuatan flowchart,
o Simbol dari proses harus selalu diletakkan diantara simbol input dan simbol output.
o Pembuatan flowchart harus dimulai dari pojok kiri atas.
o Selalu menggunakan simbol yang tepat tergantung dari jenis flowchartnya.
o Hindari kekusutan dan kekacauan dengan menghindari garis yang berpotongan, apabila harus ada, dapat digunakan simbol koneksi.
o Harus ada keterangan / deskripsi untuk memberikan kejelasan.
• Data Flow Diagram (DFD)
Suatu bagan yang memberikan gambaran mengenai arus data dalam suatu sistem atau organisasi. Digunakan terutama sebagai alat untuk mengevaluasi sistem yang sudah ada dan perencanaan pembuatan sistem baru. (lebih bersifat penggambaran secara logis dari suatu sistem).
Elemen dalam suatu DFD :
o Proses transformasi, digambarkan berbentuk lingkaran.
o Arus data, digambarkan berupa anak panah yang masuk atau keluar dari suatu proses transformasi.
o Penyimpanan data, digambarkan berupa kotak persegi panjang tanpa tutup di sebelah kanannya.
o Data sumber dan data tujuan, digambarkan berupa kotak empat persegi panjang.
Diagram Aliran Data (DFD) berbeda dari Bagan Arus (Flowchart) dalam beberapa hal. Meskipun masin-masing menggunakan simbol untuk menyatakan proses, namun DFD tidak menunjukkan urutan proses. Jadi DFD mungkin menunjukkan beberapa proses yang beroperasi secara paralel.
• Bagan IPO dan HIPO
Bagan IPO -> Bagan yang menggambarkan suatu sistem dalam skala umum (tidak rinci) sehingga dapat digunakan untuk melihat / menganalisa suatu sistem secara utuh.
Bagan HIPO -> Bagan yang mewakili sistem dengan bertambahnya tingkatan rincian. (Tingkat rincian tergantung dari kebutuhan pemakai).
2. Implementasi Sistem
Beberapa aktifitas utama dari pengembangan perangkat lunak meliputi :
• Pengembangan program
• Menyempurnakan desain
• Melakukan pengujian program
• Melakukan konversi
• Instalasi atau pemasangan akhir
Bila program dari system sesuai dengan spesifikasi, kemudian dpaat dilaksanakan uji persetujuan pemakai, untuk melihat apakah desain yang dinyatakan dengan spesifikasi system tersebut seusai dnegan kebutuhan pemakai maka manajemen proyek hharus dapat memastikannya. Dan yang lebih penting adalah bagaimana suatu proyek dapat dipastikan untuk dapat diselesaikan dnegan biaya yang telah diperkirakan serta tepat pada waktunya.
Persoalan yang akan dihadapi adalah bagaimana seharusnya mengelola aktifitas-aktifitas, dan siapa yang seharusnya ditunjuk sebagai penanggung jawab dlaam tim desain.

Gambar 2. Proses Implementasi
Pembuatan program sudah jelas merupakan tugas staf departemen komputer. Setelah spesifikasi selesai dibuat, mungkin beberapa pemrogram perlu ditambahkan ke dalam tim desain. Penyempurnaan desain melibatkan beberapa aktifitas. Biasanya diperlukan analisis lebih lanjut dan beberapa spesifikasi yang barangkali perlu diubah. Aktifitas ini juga melibatkan analis dan
Pengujian program dengan data yang realistis memerlukan bantuan para pemakai sebagai penghasil data tersebut, demikian juga dengan pengujian system.
Seringkali diperlukan program-program konversi khusus untuk beralih dari system lama ke system baru (migrasi). Dengan demikian pada tahap implementasi dan uji coba system baru merupakan tahapan yang paling menyita banyak waktu dan membutuhkan perhatian yang khusus.
3. Pengujian Sistem
Pengujian merupakan elemen yang paling kritis dari penilaian perangkat lunak yang telah dikerjakan. Dalam teknik uji coba perangkat lunak akan dibuat test case yang fokusnya adalh perancangan langkah-langkah pengujian sistem sesuai dengan permasalahan dan tujuan uji coba sistem secara keseluruhan. Biasanya pengujian menggunakan 60% dari total usaha yang dilakukan untuk merekayasa sebuah sistem.
Uji coba merupakan bagian yang menarik bagi analis sistem. Dalam fase defenisi dan pengembangan, analis sistem berusaha membuat perangkat lunak yang dimulai dari konsep abstrak sampai ke penerapannya. Pada fase uji coba, analis sistem membuat test-test yang cenderung untuk membongkar perangkat lunak yang telah dibuat. Secara fakta uji coba adalah salah satu langkah dari siklus pengembangan perangkat lunak yang jika ditinjau dari sudut pandang psikologi adalah penghancuran dibandingkan penyusunan. Adapun tujuan uji coba sistem adalah:
• Mencari kesalahan
• Uji coba yang baik adalah yang mampu menemukan sebanyak mungkin kesalahan
• Uji coba yang berhasil adalah yang mampu menemukan kesalahan yang sebelumnya belum ditemukan
Adapun lebih detailnya mengenai berbagai teknik dan jenis pengujian sistem akan dibahas pada matakuliah "Sistem Testing dan Implementasi"
4. Pemeliharaan Sistem
Istilah pemeliharaan perangkat lunak digunakan untuk menjabarkan aktifitas dari analis sistem yang terjadi pada saat hasil produk perangkat lunak sudah dipergunakan oleh pemakai (user).
Biasanya pengembangan produk perangkat lunak memerlukan waktu antara 1 sampai dengan 2 tahun, tetapi pada fase pemeliharaan perangkat lunak menghabiskan waktu 5 sampai dengan 10 tahun.
Aktifitas yang terjadi pada fase pemeliharaan antara lain:
• Penambahan atau peningkatan atau juga perbaikan untuk produk perangkat lunak
• Adaptasi produk dengan lingkungan mesin yang baru
• Pembetulan permasalahan yang timbul
Aktifitas pada penambahan atau perbaikan produk perangkat lunak meliputi:
• Penambahan fungsi-fungsi baru
• Perbaikan tampilan dan modus interaktif
• Perbaharui dokumen eksternal
• Perbaharui dokumentasi internal
• Perbaharui karakteristik performansi dari sistem
Adaptasi terhadap lingkungan yang baru mencakup aktivitas:
• Pemiondahan perangkat lunak ke mesin yang berlainan
• Modifikasi untuk dapat mempergunakan protokol atau disk drive tambahan
Sedangkan pada pembetulan mencakup aktifitas Pembenaran kesalahan yang timbul setelah produk perangkat lunak dipergunakan oleh user
Pemeliharaan biasanya menjadi tahapan yang paling besar membutuhkan biaya hingga 60%-70%. Tak heran jika tujuan dari pengembangan dan pembuatan perangkat lunak adalah untuk menghasilkan perangkat lunak yang dapat diandalkan dan mudah pemeliharaannya. Atribut utama dari perangkat lunak yang mudah pemeliharaannya adalah:
• Perangkat lunak dikerjakan per modul
• Perangkat lunak mempunyai kejelasan
• Dokumentasi internal yang baik dan jelas
• Dokumen-dokumen pendukung lainnya
Pemeliharaan perangkat lunak jika ditinjau dari daur siklus pengembangan perangkat lunak dapat dikelompokkan sebagai berikut:
• Perluasan dan analisis merupakan perwujudan kembali dari fase analisis pada daur siklus pengembangan
• Pembenaran merupakan perwujudan kembali fase analisis, perencanaan dan penerapan
Aktifitas pemeliharaan yang pertama terjadi karena asumsi yang salah pada saat uji coba yaitu kesalahan-kesalahan tersembunyi pada perangkat lunak yang cukup besar.
Pemeliharaan perangkat lunak dapat dibedakan menjadi:
1. Corrective Maintenance
Terjadi pada saat produk dipakai dan hasil yang didapat oleh user baik berupa kesalahan yang timbul maupun kesalahan dalam bentuk keluaran yang tidak sesuai
2. Adaptive Maintenance
Aktifitas yang kedua ini terjadi karena pertumbuhan atau perkembangan perangkat lunak atau perangkat keras sehingga memerlukan modifikasi dari perangkat lunak yang telah dibuat
3. Perfectif Maintenance
Aktifitas ini terjadi pada saat perangkat lunak yang telah dibuat dan dilakukan uji coba kemudian dipergunakan oleh user. Setelah dipergunakan oleh usermungkin timbul permintaan tambahan fungsi sesuai dengan keinginan pemakai
4. Preventive Maintenance
Pemeliharaan yang terakhir dilakukan untuk menghadapi kemajuan perangkat lunak atau perangkat keras di masa mendatang, umpamanya penambahan fungsi-fungsi atau melengkapi fungsi-fungsi yang telah ada.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar