Senin, 18 Mei 2009

Konsep Dasar Analisis Sistem

Sistem informasi dikembangkan untuk berbagai kebutuhan berbeda, tergantung pada kebutuhan bisnis. Fungsi sistem pemrosesan transaksi (transaction processing system/TPS) pada level operasional sebuah organisasi; sistem automasi perkantoran (office automation system/OAS) dan sistem kerja pengetahuan (knowledge work system/KWS) mendukung pekerjaan pada level pengetahuan. Sistem dengan level yang lebih tinggi terdiri atas sistem penunjang keputusan (decision support sistem/DSS) dan sistem informasi manajemen (management information system /MIS). Expert system (sistem pakar) digunakan oleh untuk membantu pengambil keputusan untuk menyelesaikan masalah terstruktur yang spesifiks. Pada level strategis manajemen didapatkan executif support system (ESS). Group decision support system (GDSS) membantu pengambil keputusan pada level group untuk menyelesaikan berbagai masalah semiterstruktur atau tidak terstruktur.
1. Berbagai kelompok sistem
Transaction Processing System
Transaction processing system (TPS) adalah sistem informasi terkomputerisasi yang dikembangkan untuk memproses data dalam jumlah besar untuk transaksi bisnis yang sifatnya rutin seperti payroll dan inventory.
Office Automation System and Knowledge Work System
Pada level pengetahuan pada sebuah organisasi merupakan dua class pada sistem. Office automation system (OAS) memberi dukungan pekerja data, yaitu yang tidak membuat pengetahuan baru tetapi yang menggunakan informasi untuk keperluan analisis dengan mengubah atau memanipulasi data untuk kemudian disebarkan.
Management Information System
Management information system (MIS) tidak menggantikan posisi sistem pemrosesan transaksi tetapi semua MIS terdapat di dalamnya pemrosesan transaksi. MIS merupakan sistem informasi terkomputerisasi yang bekerja untuk menginteraksikan manusia dengan komputer. Dengan membutuhkan manusia, software (program komputer), dan hardware untuk difungsikan dalam organisasi, MIS mendukung tugas-tugas organisasi secara lebih luas dari pada sistem pemrosesan transaksi, termasuk analisis keputusan dan pengambilan keputusan.
Decision Support System
Sistem informasi dengan level yang lebih tinggi adalah decision support system (DSS). DSS sama halnya dengan MIS tradisional dimana keduanya bergantung pada database yang dijadikan sebagai sumber data. DSS awalnya merupakan bagian dari MIS tradisional yang kemudian terpisah, DSS menekankan pada dukungan terhadap pengambilan keputusan pada setiap fase. DSS biasanya lebih tepat untuk digunakan oleh seseorang atau sebuah group dibanding MIS tradisional yang digunakan untuk sebuah organisasi.
Expert System dan Artificial Intelligence
Artificial Intelligence (AI) erat kaitannya dengan Expert System (ES). Secara umum AI telah dikembangkan untuk keperluan mesin yang memiliki kescerdasan. Fokus pengembangan AI adalah pemahaman akan bahasa alami (natural language) dengan melakukan mengambil kesimpulan secara logis. Sistem pakar merupakan sistem informasi khusus karena kemampuannya untuk melakukan prediksi. Sistem pakar sering juga disebut sebagai sistem berbasis pengetahuan (knowledge-based system) yang secara efektif mengambil dan menggunakan pengetahuan pakar untuk menyelesaikan masalah dalam organisasi secara partikular.
2. Kebutuhan analis sistem
Secara sistematis, system analis bertugas untuk menjaga agar supaya fungsi bisnis dapat berjalan sebagaimana mestinya dengan mengevaluasi input dan pemrosesan data beserta output informasi dengan tujuan perbaikan proses organisasi. Beberapa perbaikan fungsi bisnis dilakukan dengan menggunakan pendekatan sistem informasi terkomputerisasi. Defenisi ini menunjukkan sebuah pendekatan sistematis dan metodik untuk melakukan analisis, dan mungkin perbaikan terhadap hal-hal yang sifatnya spesifik yang diakibatkan oleh proses bisnis.
3. Sistem analis sebagai konsultan
Sistem analis secara berkala bertindak sebagai konsultan bagi sebuah perusahaan khususnya yang berkaitan dengan pengolahan informasi organisasi. Ini dapat mendatangkan keuntungan karena sistem analis merupakan orang luar organisasi yang memiliki perspektif yang lebih segardan lebih objektif terhadap proses pengolahan informasi di perusahaan. Tetapi terkadang muncul hambatan karena sistem analis tidak memahami budaya yang ada di perusahaan tersebut sehingga mungkin terajadi ketidakcocokan.
4. Sistem analis sebagai pendukung pakar
Sebagai pendukung pakar, seorang sistem analis tidak mengatur jalannya proyek, akan tetapi mendukung pihak manajemen dimana seorang sistem analis dipekerjakan. Sistem analis bertindak sebagai perumus kebutuhan akan sofware dan harware untuk kebutuhan pengolahan informasi pada organisasi.
5. Sistem analis sebagai agen perubahan
Sistem analis sering juga disebut sebagai agen perubahan ketika ia melakukan aktifitas sesuai pada siklus hidup pengembangan sistem (akan dibahas kemudian). Agen perubahan dapat didefenisikan sebagai orang yang bertindak sebagai catalisator perubahan, mengembangkan dan merencanakan perubahan, dan bekerja dengan fasilitas yang disediakan untuk perubahan.
Seorang sistem analis harus dapat mengenali fakta dan menggunakannya sebagai starting point untuk melakukan analisis. Inilah yang menyebabkan seorang sistem analis harus dapat berinteraksi dengan user dan manajemen sejak awal proyek dimulai. Tanpa bantuannya seorang sistem analis tidak akan dapat memahami apa yang terjadi dalam organisasi sehingga perubahan yang sesungguhnya tidak dapat dilakukan.
Jika perubahan (yaitu perbaikan-perbaikan yang dapat direalisasikan dengan sistem informasi) kelihatan bermasalah setelah analisis, maka langkah selanjutnya adalah mengembangkan sebuah perencanaan perubahan untuk mengatasi segala akibat dari proses pengembangan sistem yang anomali/bermasalah.
6. Kualitas analis sistem
Sistem analis adalah penyelesai masalah (problem solver). Sistem analis adalah orang yang melakukan analisis terhadap suatu masalah dan membuat suatu kerangka solusi yang dapat diterapkan dan bekerja secara efektif. Sistem analis harus dapat menangani segala macam situasi secara sistematis dengan keahlian aplikasi dan tool-tool, teknik, dan pengalaman yang dimilikinya. Sistem analis juga harus memiliki kemampuan berkomunikasi dengan orang-orang yang ada di lingkungan perusahaan. Sistem analis harus memiliki pengalaman pemrograman komputer supaya dapat memahami kemampuan komputer untuk dapat menentukan kebutuhan pengolahan informasi untuk perusahaan. Selain itu, juga agar supaya agar komunikasi dengan programmer tidak mengalami hambatan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar